Sunday, March 5, 2017

Ruam Popok

Apa Itu Ruam Popok ?


Ruam popok merupakan kondisi yang umum terjadi pada bayi di mana kulit bayi menjadi perih, memerah, bersisik, dan nyeri bila disentuh.

Ruam popok yang terjadi selama beberapa hari, walaupun tetap rutin diganti, bisa disebabkan oleh jamur Candida albicans. Jenis ruam popok ini berwarna kemerahan dan tidak begitu jelas, serta muncul bintik-bintik merah di sekitar bagian utama ruamnya. Umumnya diawali di bagian-bagian lipatan kulit bayi, kemudian meluas ke bagian depan dan belakang tubuhnya. Pemberian antibiotik pada bayi atau ibu menyusui justru akan mengakibatkan infeksi jamur karena antibiotik akan membunuh bakteri “baik” yang mencegah tumbuhnya jamur Candida ini.

Penyebab Ruam Popok


Ruam disebabkan karena iritasi kulit akibat popok kotor yang tidak segera diganti, alergi terhadap bahan popok, deterjen, sabun atau tisu basah. Lapisan plastik kedap air pada popok sekali pakai (pospak) juga dapat menghambat sirkulasi udara sehingga menjadi lembab dan memunculkan adanya ruam dan jamur.

Selain itu, ruam popok juga bisa disebabkan oleh perubahan kandungan feses (BAB) bayi akibat pemberian jenis bahan makanan baru. Apabila bayi mengalami diare, ruam popok yang dialami akan menjadi lebih parah.

Mengobati Ruam Popok



Ruam popok biasanya akan hilang bila Anda lebih rajin mengganti popok kotor bayi Anda. Krem atau salep yang mengandung zinc oxide atau petroleum bisa membantu mengurangi perih dan melindungi dari kelembaban. Krem atau salep harus dilumurkan agak tebal pada kulit setiap kali mengganti popok.

Ruam popok biasanya akan hilang dalam waktu 2 – 3 hari tanpa harus ke dokter, namun bisa juga lebih lama. Bila tetap muncul, segera konsultasikan ke dokter. Dokter akan memberikan obat sesuai dengan tipe ruamnya seperti krim antijamur, krim antibiotik atau krim yang mengandung steroid ringan selama beberapa hari sampai ruamnya hilang.

Mencegah Ruam Popok


Cara terbaik untuk mencegah ruam popok adalah dengan menjaga agar kulit bayi tetap bersih dan kering, serta secara rutin mengganti popok agar feses dan urin-nya tidak membuat iritasi kulit.

Yang bisa dilakukan antara lain:
– Ganti pospak bayi yang kotor atau basah sesegera mungkin
– Pada waktu-waktu tertentu (di antara waktu ganti popok), bersihkan pantat bayi dengan mengalirkan air hangat
– Pastikan bahwa kulit bayi benar-benar kering sebelum memakaikan popok kembali
– Keringkan kulit bayi menggunakan kain lembut dengan cara ditepuk-tepuk – jangan digosok, karena akan semakin memperburuk iritasi
– Popok jangan terlalu ketat agar tidak terjadi gesekan kulit yang bisa mengakibatkan iritasi


Bila Anda menggunakan clodi, bilas beberapa kali ketika mencuci agar benar-benar bersih dari sisa sabun atau deterjen. Hindari menggunakan cairan pelembut pakaian.

Sejumlah pakar mengusulkan agar membiarkan bayi tanpa popok selama beberapa jam setiap harinya, agar kulit yang iritasi bisa kering dan “bernapas”. Hal ini mudah dilakukan jika Anda menempatkan bayi Anda pada boks dengan kain perlak tahan air atau pada handuk besar di atas lantai.

Bayi yang kulitnya sensitif bisa diberikan krem atau salep popok tiap kali pengantian popok agar terlindung dari iritasi, namun tidak semua bayi membutuhkannya.

No comments:

Post a Comment