Sunday, March 19, 2017

Kebiasaan Salah Dalam Merawat Bayi

Kadang kebiasaan merawat bayi berbeda antar budaya. Sebagai contoh, pada masyarakat tradisional yang tinggal di hutan tropis, meletakkan bayi di bawah adalah hal yang berbahaya. Bayi akan digendong terus menerus, yang menyebabkan perkembangan motorik bayi cenderung terhambat.

Sebaliknya, bayi yang dibesarkan di daerah pesisir akan lebih cepat bisa merangkak dan jalan. Hal ini disebabkan karena masyarakatnya mempunyai kebiasaan menggali lubang kecil di tanah/pasir untuk membantu bayi duduk dan beraktivitas sendiri.

Pada masyarakat modern, ada baiknya Bunda memahami mitos/kebiasaan yang buruk dalam merawat anak daripada jadi salah kaprah nantinya.

#1. Menaburi bedak pada kemaluan bayi


Supaya bersih dan tidak bau, orangtua kerap memberikan bedak pada kemaluan bayi. Padahal hal ini tidak hanya bisa menyebabkan iritasi, tapi juga bisa berbahaya bagi bayi dalam jangka panjang.

Dari studi yang dilakukan American Academy of Pediatrics menyimpulkan beberapa laporan bahwa bedak bayi yang ditaburkan pada kemaluan dapat menimbulkan kanker ovarium di masa mendatang.

Selain itu seperti ditulis pada Detik Health, bedak bayi mengandung partikel asbes yang dapat mengendap. Partikel ini berbahaya jika sering terhirup oleh bayi dan lama-kelamaan akan terjadi penumpukan pada paru-paru. Partikel itu merupakan salah satu penyebab penyakit pneumonia dan kanker paru-paru.

#2. Mandi air dingin agar bayi kuat

 
Air dingin dapat membuat pembakaran dan metabolisme tubuh bayi meningkat, sehingga makanan dalam tubuh bisa terkuras untuk mengatur suhu tubuhnya. Akhirnya bayi kehabisan tenaga dan mudah sakit. Bayi sebaiknya tetap dimandikan dengan air hangat sampai usia satu tahun. Namun pastikan juga air tidak terlalu panas yang justru membuat bayi tidak nyaman.

Selain itu bunda juga tidak perlu khawatir memandikan bayi di sore atau malam hari. Mandi air hangat sebelum tidur justru dapat membuat bayi rileks dan tidur lebih nyenyak.

#3. Memberi kopi agar jantung bayi kuat

Dalam beberapa tradisi masyarakat kita, tak jarang ada saran untuk memberikan kopi pada bayi agar jantungnya kuat. Alasan lainnya agar tidak step ketika demam.

Kebiasaan merawat bayi dari generasi ke generasi ini tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Sebaliknya, kopi justru memberi dampak negatif pada bayi. Kafein pada kopi dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Efeknya membuat bayi mudah marah, gelisah, gugup dan tidurnya pun bermasalah.

#4. Teh sebagai minuman selingan


Perlu Bunda ketahui, selain persoalan kafein, teh juga mengandung tannin yang dapat menghambat penyerapan mineral-mineral penting dari makanan, seperti zat besi, kalsium dan zinc.

Mineral-mineral ini sangat dibutuhkan tubuh bayi untuk membentuk sistem kekebalan tubuh dan pencernaan yang baik. Selain itu, kekurangan zat besi atau  iron deficiency anaemia, dapat menyebabkan sindrom gagal pertumbuhan pada anak.

#5. Gurita bayi agar perut tidak kembung dan pusar tidak bodong


 
Ini salah satu kebiasaan merawat bayi yang sebaiknya ditinggalkan. Pasalnya, gurita yang dililit dan dibebat pada perut bayi justru berbahaya. Bayi yang baru lahir masih membiasakan diri bernafas dengan paru-paru. Perut dan otot bayi yang masih lemah harus bisa leluasa membantu paru-paru memompa udara.

Selain itu juga tidak ada kaitannya antara pusar bodong dengan pemakaian gurita. Justru ketika tali pusar yang masih menggantung ditutup gurita, akan memperlambat proses pengeringannya dan akan lebih lama terlepas dari pusar bayi. Sama halnya dengan bedong bayi, bedong yang terlalu kencang juga tidak baik bagi bayi.

#6. Memberi gula garam ketika bertamu


Tradisi turun-temurun ini masih diterapkan pada sebagian besar kebudayaan di kepulauan Nusantara kita. Praktiknya, ketika bayi dibawa bertamu ke rumah baru, si pemilik rumah akan memberikan sedikit gula dan garam ke mulut bayi. Di Aceh tradisi ini disebut ‘peucecap’.

Maksud dan harapan dari tradisi ini adalah agar bayi tumbuh menjadi anak yang manis tutur katanya dan kuat menghadapi asam-garam kehidupan. Terdengar manis memang, tetapi perlu Bunda ketahui, sesedikit apapun gula dan garam sangat tidak baik untuk bayi di bawah satu tahun.

Seberapapun jumlah garam yang masuk ke dalam tubuh bayi akan memberatkan ginjalnya, sehingga menyebabkan ginjal bayi bisa tidak berfungsi dengan baik nantinya.

Sama halnya dengan gula, gula tidak ada efek baiknya untuk bayi Bunda. Gula dapat menyebabkan karies dan kerusakan gigi, menekan kekebalan tubuh, juga dapat menjadi bibit penyakit kardiovaskular, diabetes dan obesitas.

#7. Minum soda agar ASI lancar

Selain agar haid lancar, minum soda juga dipercayai sebagian orang dapat memperlancar turunnya ASI pada ibu menyusui. Anggapan ini sungguh salah kaprah. Tidak ada kaitannya antara haid dan ASI lancar dengan minum soda. Justru soda sebaiknya dihindari oleh ibu menyusui karena mengandung kafein dan gula yang sangat tinggi.

No comments:

Post a Comment