Sunday, March 19, 2017

ASI atau Susu Formula ?

Ini adalah perdebatan klasik yang dialami sejak seseorang pertama kali jadi seorang ibu hingga suatu hari ia jadi seorang nenek. Padahal, perdebatan ini sungguh sia-sia lho. Selain soal ego, apalagi yang bisa dimenangkan dari perdebatan itu?

Penelitian soal manfaat ASI sudah tak diragukan lagi kebenarannya. Penghormatan pada para ibu yang menyusui pun juga sudah banyak dilakukan. Namun kadang beberapa orang sering mengkritik keras para ibu yang memberikan susu formula pada anaknya.



Tak semua ibu memberikan ASI, namun bukan berarti mereka tak menyayangi anaknya. Beberapa ibu terpaksa memberi susu formula karena alasan kesehatan, kondisi tertentu, maupun  yang lainnya.

Contohnya adalah Zulika Citraning Sambadha. Ibu muda ini memberikan susu formula pada anaknya sejak sang anak berusia 7 bulan. Satu hal yang ia sadari dari konsumsi susu formula adalah harganya yang sangat mahal.

"Sebenarnya aku juga ingin memberikan ASI selama 2 tahun untuk anak. Namun mau bagaimana lagi. Apapun yang aku lakukan, ASIku tidak keluar. Padahal aku sudah meminum booster ASI, makan Pare dan usaha lainnya. Semua gagal," ujar pemilik akun Twitter @Elwa ini.

Pengorbanan dan rasa lelahnya mengasuh anak juga tak kalah dengan para ibu ASI. Terutama saat ia dan suami harus bangun sekitar pukul 3 pagi demi membuatkan susu untuk anaknya, padahal ia juga harus bekerja pada pagi harinya.

Bahkan, dalam beberapa kasus tekanan pada para ibu untuk menyusui anaknya dengan ASI bisa menyebabkan seorang ibu depresi hingga bunuh diri. Bahkan, yang sudah memberikan ASI pun kadang masih dikritik orang lain karena jumlah ASI yang lebih sedikit dari yang lainnya.

Semua ibu setuju bahwa ASI adalah yang terbaik untuk anak, namun bukan berarti bahwa ibu yang memberi anaknya susu formula tidak ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya juga. Ada banyak faktor yang menyebabkan seorang ibu memberikan susu formula pada anaknya, yang pasti malas menyusui bukanlah salah satunya.  Tidak ada seorangpun ibu yang mencintai anaknya yang tak ingin anaknya tumbuh sehat dengan asupan nutrisi yang baik.

Sebuah studi membandingkan antara beberapa anak yang diberi ASI dengan anak yang diberi susu formula. Hanya ada sedikit sekali perbedaan yang terjadi pada mereka di masa kecil. Studi lain menemukan bahwa bayi ASI mengalami lebih sedikit diare dan eksim di tahun pertama hidupnya. Tetapi saat peneliti kembali memeriksa para bayi tersebut di usia 6,5 tahun dan 11 tahun, ternyata tidak ada perbedaan antara bayi ASI dengan bayi yang diberi susu formula. Peneliti memeriksa indeks massa tubuh, obesitas, tekanan darah, asma, kesehatan gigi, indikasi perilaku yang sulit. Semuanya cenderung sama, meski saat bayi ada yang diberi ASI dan lainnya diberi susu formula.

Pada umumnya, susu formula aman dan merupakan alternatif yang baik bagi bayi, bila ibu tidak mampu menyusui sendiri. Selain itu, sangat penting bagi para ibu yang ingin memberikan susu formula pada anaknya untuk berkonsultasi dengan dokter anak. 

Susu formula masih lebih aman dan lebih baik, dibandingkan susu sapi atau susu yang diuapkan. Karena susu formula telah disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Susu formula memiliki dosis protein lebih rendah, dan tingkat lemaknya telah disesuaikan agar serupa dengan ASI.

Tidak sepatutnya kita menghakimi para ibu yang memberikan bayinya susu formula, karena kita tidak tahu masalah apa yang melatarbelakanginya. Dibandingkan menghakimi, alangkah lebih baik kalau kita semua saling mendukung. Agar ibu yang memberi susu formula pada anaknya tidak merasa bersalah atau gagal. Semua ibu selalu ingin yang terbaik untuk anak, saat ASI tidak mencukupi, susu formula adalah pilihan terbaik kedua yang bisa ibu lakukan untuk bayi tercinta.

No comments:

Post a Comment