Saturday, April 29, 2017

MPASI menurut WHO

Pemberian makan pada anak sebaiknya disesuaikan dengan tahapan perkembangan tubuhnya. Sebagai manusia kecil yang sedang sibuk tumbuh berkembang, kebutuhan zat gizi tubuh anak sangat banyak loh. Jangan sampai dia kekurangan asupan zat gizi karena efeknya sangat fatal sekali, bahkan hingga kelak di usia dewasanya karena ASI saja sudah tidak cukup buat anak di atas 6 bulan.

Dalam pemberian MPASI menurut MPASI WHO ini mudah sekali, bayi boleh makan apa saja dari menu meja makan keluarga dan harus diperhatikan: frequency (frekuensi MPASI), amount (jumlah takaran MPASI) dan thickness (tekstur makanan MPASI).





#1. Frekuensi pemberian MPASI

Pada awal MPASI WHO setelah bayi genap berumur 6 bulan (5 bulan 30 hari), frekuensi MPASI makanan utama/makan besar diberikan bertahap 2 – 3 kali sehari.

Pada umur 6 – 8 bulan 29 hari, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 kali. Berikan snack seperti biskuit atau buah matang 1 – 2 kali sehari.

Pada umur 9 – 11 bulan 29 hari, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 – 4 kali sehari. Berikan snack 1 – 2 kali sehari.

Pada umur 12 – 24 bulan, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 – 4 kali sehari dan juga 1 – 2 kali snack tambahan.

Alasan kenapa frekuensi MPASI makan anak harus sering adalah karena anak -terpaksa- memakan makanan sedikit demi sedikit padahal PR kekosongan asupan kalori dan zat gizi yang dia miliki begitu serius.

Waktu makan sebaiknya disesuaikan dengan waktu makan keluarga supaya bayi lebih semangat belajar makan tapi jangan terlalu dekat dengan waktu jam tidur bayi.

#2. Jumlah takaran yang diberikan

Kapasitas ukuran lambung bayi masih kecil. Bayi yang baru lahir ukuran lambungnya hanya sebesar kelereng, umur 3 hari bertambah sebesar bola bekel dan umur 1 minggu bertambah menjadi sebesar bola pingpong. Nah, ukuran ini berangsur-angsur akan membesar seukuran bola tenis pada bayi umur 6 – 12 bula. Ada sumber yang menuliskan besarnya lambung bayi seukuran kepalan tanggannya.

Jadi pada awal MPASI di umur 6 bulan jumlah takaran makanan MPASI yang diberikan sekitar 2 – 3 sendok makan per kali pemberian.

Pada umur 6 – 8 bulan 29 hari, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap dari 2 – 3 sendok makan menjadi ½ cangkir/mangkok (125 mL) per kali pemberian. Jadi saat bayi umur 6 bulan 2 minggu diharapkan sudah lancar makan sehingga bisa diberikan takaran setengah mangkok (125 mL) saat makan.

Pada umur 9 – 11 bulan 29 hari, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap menjadi setengah mangkok (125 mL) saat makan.

Pada umur 12 – 24 bulan, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap menjadi ¾ – 1 cangkir/mangkok (175 – 250 mL).

Karena kita memberikan makanan dalam jumlah sedikit, namun dengan PR harus bisa memenuhi kekosongan energi dan zat gizi yang serius maka jenis menu dan metode MPASI yang kita pilih haruslah tepat. Tentu ibu harus melebihkan jumlah bubur di mangkok sebab bubur itu nanti ada yang disembur, dilepeh dan buat mainan oleh bayi yang sedang belajar makan ini.

#3. Tekstur MPASI

Menurut petunjuk MPASI WHO, pada umur 6 bulan tekstur makanan MPASI yang diberikan adalah makanan lumat/halus (bubur saring, pure atau makanan yang ditumbuk/dihaluskan). Pastikan tekstur makanan MPASI tidak terlalu cair atau encer, jadi gunakan sedikit saja air. Jadi tekstur bubur cair, tapi jika sendok dimiringkan bubur tidak tumpah.

Pada umur 8 bulan bayi sudah bisa dikenalkan dengan makanan finger food.

Pada umur 9 – 11 bulan 29 hari tekstur makanan MPASI dinaikkan menjadi makanan lembek (nasi tim, bubur tanpa disaring, makanan dicincang halus atau irisan makanan-lunak).

Pada umur 12 bulan tekstur makanan MPASI bayi sudah bisa memakan makanan meja keluarga: makanan yang dicincang kasar, diiris atau dipegang tangan.

Tekstur makanan MPASI ini disesuaikan dengan perkembangan sistema persarafan dan oro-motorik bayi. Di atas sudah disampaikan tentang kekosongan suplai energi dan zat gizi juga ukuran lambung yang kecil. Sehingga kita hanya bisa memberikan makanan dalam jumlah sedikit namun frekuensi sering, juga sebaiknya yang mudah dicerna.

Pemilihan tekstur makanan MPASI ini disesuaikan juga dengan proses pencernaan makanan. Proses pencernaan makanan ada dua tahap, yaitu pencernaan mekanik oleh kegiatan oro-motorik gigi-geligi dan pencernaan kimiawi oleh reaksi enzimatik enzim pemecah makanan. Reaksi enzimatik akan sempurna jika luas permukaan sentuh antar-partikel makin efisien, sehingga ukuran partikel bahan makanan yang tertelan sebaiknya sudah kecil.

No comments:

Post a Comment